Pada awal
Pada akhir Pada Hal Sama Saja
Awal-awal mula kami semua
sukacita tiada tara
Pucuk dicinta ulam tiba,
begitulah kami kira
Pesta asa serempak dipenjuru
nusantara
Mesra kami menyalami sang raja
Awal-awal mula bumi samudra geram kirim tanda
Ujian pertama bagi Paduka, begitu
kami sangka
Tanpa curiga kami terus saja
berpesta
Puja dan doa kami terus mengarah ke istana
Sementara bumi dan samudra kian
murka beri tanda
Satu depa dalam kala, kami
menanti titah paduka
Dalam enampuluh purnama pertama kami merasa belum jera
Menunggu....tunggu....menanti....nanti...tunda...menunda...tunda
Tak akan bisa lagi semua dari kami menutup mata pada pesan bumi
dan samudra
Di purnama ke enampuluh yang
kedua, kami bersekutu dengan bumi samudra
Satu satu kami todong para
pengawal raja dengan senjata
Bumi dengan nasi...samudra dengan
doa...kami membawa belati pusaka
Kami berjumpa sang raja dalam
keheningan istana
Paduka tak mau bicara, kami
dipersilahkan membaca tinta-tinta di punggungnya
Sebagian dari kami diam, sebagian
dari kita tertawa, sebagian dari mereka
kebagian juga
Kesepakatan sudah bulat, kami
seret sang baginda raja
Tapi para punggawa istana maju
sebagai tumbal ulah paduka
Kami kecewa, tapi apa mau dikata,
begitulah muslihat sang raja
Sementara bumi samudra masih
tidak terima, mereka bersiap memberi
peti petaka
Kalau sudah begini, kalian para
pembaca akan juga kena getahnya
Malu kami pada anak cucu sungguh
tak terhingga
Dan pada tiga purnama kedepan
kami berkumpul di alun-alun kotaraja
Kami bersumpah untuk tak lagi
berpesta untuk raja yang sama
Kami lelah terus menerus dicaci
maki oleh bumi samudra
Semoga pada awal-awal baru dan
akhirnya nanti tak terulang pada hal yang sama saja
(sepakatkah saudara-saudara
semua, jika “lanjutkan” kita hapuskan dari kosa kata kita??)
Tepisemarang,feb’14
0 Response to "Pada awal pada akhir pada hal sama saja"
Post a Comment
Terimakasih Atas Kunjungannya,Dilarang MengCOPAS Tuilsan diblog ini