Sepulang kerja Semalam Sepanjang jalan Searah rumah
Senda gurau air kali masih tetap sama sejak
simbah penjual jamu seumur bayi sehari
simbah penjual jamu seumur bayi sehari
Sedikit pun aku tak
peduli, santai kuarahkan mata dan badan
Sumingrah menuju
pulang seakan lepas rantai kapal terjun bebas di samudra lepas
Sang teman didepan
sang aku di belakang,
sang-sang yang lain berebutan adu cepat
sang-sang yang lain berebutan adu cepat
Sedepa sebelum
prapatan kami dengan rela bersama-sama menikmati
kejamnya lampu yand
kejamnya lampu yand
sampai sekarang aku
tak tahu kenapa harus berwarna merah
Seberapa lama kami disana tergantung dari mana kalian
melihatnya
Serupa pengantin baru
yang menunggu malam pertama,
itu jika hati kalian sedang suka cita
itu jika hati kalian sedang suka cita
Selama antrian di
SPBU, jika kalian cuma rakyat jelata
Sekejap saja, jika
kita termasuk golongan orang-orang yang beriman,
sengaja dipaksakan
sengaja dipaksakan
memang
Seribu detik
kemudian roda dua telah melindas buas
sepasang logam panjang
Seberapa panjang tanya mu? Sama dengan harapan mu
tentang sepakbola di negeri kita
tentang sepakbola di negeri kita
Sergapan aroma sayur
mayur dari penjuru desa bertemu di antara logam-logam panjang tadi
Sepatu boot,deretan
mobil bak terbuka,mbok-mbok berkain sarung dan ber-jas hujan
Semua adalah de ja
vu....seindah aroma daun jati muda pembungkus kedelai berlumur ragi
Seakan sama dengan
syair lagu sang legenda,sejumlah perempuan dikeremangan menanti
tamu,bisa kamu,
kalian atau aku
Sebelum pertigaan menuju keheningan desa,terhampar
kesenyapan pasar kemarin lusa
Sedari dulu aku masih
juga belum mengerti tentang pergantian hari disini
Selasa di otak ku,
pon dari mulut mereka...sabtu adalah
kepastian setelah jumat , legi adalah
kebenaran mutlak
Sejenak kami
berhenti, membiarkan dua truk gandeng pengangkut sapi melintas dengan
beringas
Sejumlah
lubang-lubang diaspal ini mungkin hasil perbuatan roda-roda-roda-roda mereka
Selama penghujan ini,
sang air mengadakan pertemuan tahunan di lubang aspal tadi
Sangka ku terbukti
benar, akibat pertemuan mereka lubang itu telah berkembang biak dan
beranak pinak persis
seperti apem dikala lebaran
Sejurus kemudian kami
telah menyebrangi jembatan yang semyumannya begitu lebar dan
lepas
Semua pintu dan
jendela rumah dikiri kanan jalan desa ini tertutup rapat
Sederetan pohon-pohon
jati melambaikan rambut hijaunya menyambut kelebatan kami
Satu kelok, dua kelok
bahkan seribu tikungan kami lahap seperti adegan di sirkuit
Saat melintasi ladang
jagung, aku baru sadar ternyata langit itu begitu luas
Sedap kali rasanya
Sejumlah orang
bercengkrama di warung wedang secang yang mengebulkan asap
kehangatan
Sampai...akhirnya
kami sampai
Sang teman
berbasa-basi kemudian pamit pulang
Segerombolan ikan mas
koki terbangun ketika aku menyalakan lampu
Selamat
malam...demikian aku menerjemahkan gerakan mulut-mulut mereka
Sadar telah lebih
dari satu jam aku mendengarkan cerita koki-koki yang sampai sekarang
belum juga aku
temukan bukti keahlian mereka dalam mengolah makanan, aku bersiap
berangkat tidur
Sebatang rokok
terakhir ku bakar
Sebelum terpejam, aku
merenung....besok begini lagi?
Sompreeeeeet!!!!!!!!
Sugihmanik,feb’14
0 Response to "Sepulang kerja Semalam Sepanjang jalan Searah rumah "
Post a Comment
Terimakasih Atas Kunjungannya,Dilarang MengCOPAS Tuilsan diblog ini