Child of the Vampire 2


mengkhawatirkanmu. Pandanganku kembali memburam, aku melihat ada seorang pria berwajah pucat yang berjalan menghampiriku. Dia berdiri tepat disampingku. Menatapku dengan datar, lalu ia berjongkok dan meraih tengkukku. Mendekatkan wajahnya keleherku, dan membisikan kata-kata yang membuatku bingung, “Aku akan menyelamatkanmu,” lalu aku merasa sangat sakit, panas, dan ak—
            “Huahh..hentikan ceritamu itu, Manda. Itu mengerikan. Buku apa itu? Sejenis buku horor? Atau apa? Aku merinding saat mendengar kamu membacakan cerita itu.” Cindy bergindik ngeri denga cerita yang dibacakan oleh Amanda. Apa itu? Pengejaran, penganiayaan, pemerkosaan brutal, penyiksaan dan terakhir, penderitaan yang ditiada henti. Ia seperti akan muntah saat mendengar cerita penuh penderitaan itu. Bagaimana bisa nasib perempuan itu begitu menyedihkan. Ia merasa sangat iba pada perempuan yang ada dibuku tua yang sudah usang dengan bau lapuk disekitar lembar buku itu.
            “Hmm, entahlah, Cin. Aku rasa ini buku pengantar tidur.” Jawab Amanda seadanya. Cindy mencelos, “Ya, buku pengantar tidur. Lebih tepatnya, pengantar tidur selamanya. Mati.” Nada sindirannya benar-benar terdengar jelas.

Child of the Vampire 2

            “Aku rasa, itu semacam buku diary. Dapat dilihat dari tulisannya. Seperti ditulis dengan tangan langsung.” Ucap Samuel mengambil buku tua itu dari tangan Amanda. Ia membolak-balikkan lembar buku tersebut. Sesekali ia terbatuk karena debu buku itu terhisap kedalam lubang hidungnya.
            “Kenapa kamu merasa yakin kalau buku itu adalah buku diary?” Cindy mengangkat kedua alisnya.
            “Entah, hanya merasa saja.”
            “Kalau semua orang seperti kamu, mereka akan menjadi manusia yang memiliki fikiran yang plin-plan sepertimu. Hanya bisa mengucapkan dengan pemikiran yang singkat. Dan terlalu bergantung dengan kata, merasa.” Cindy mencibir Samuel dengan sinis.
            “Jadi maksudmu, aku ini orang yang tidak mempunyai kepribadian, dan hanya mempunyai fikiran yang plin-plan. Apakah kamu mau ribut denganku, nona manja?!” Samuel menggebrak meja kantin dengan emosi yang menggebu-gebu didalam dadanya. Merasa tidak terima dengan penghinaan yang Cindy lontarkan.
            “Ayo! Memangnya kamu pikir, aku takut dengan kamu, hah?! Ayo kita ribut, mau dimana? Didisini atau—“
            Amanda menyela pertengkaran mereka berdua, “Sudahlah, tidak usah kalian ributkan. Toh, ini hanya buku tua yang aku temukan dilemari tua milik pamanku. Aku rasa, ini bukan cerita sungguhan. Tidak usah diperpanjang,” Amanda mencoba menenangkan, “Lagi pula, ini hanya buku tua. Aku akan membuang buku ini.” Amanda menaruh buku itu dimeja kantin, lalu ia beranjak berdiri dari duduknya. Begitupun kedua temannya.
            “Ya, benar. Itulah yang harus kamu lakukan. Lagi pula, aku yakin, kalau buku itu hanyalah buku tua yang tidak berguna. Yasudah, kita harus kembali kekelas, sebelum Mr. James memasuki kelas kita.” Ucap Cindy dengan langkah yang beriringan dengan kedua temannya, mereka pergi meninggalkan buku usang itu dimeja kantin.
            Angin tertiup dengan kencang hingga lembar demi lembar buku tua itu terbuka. Tepat pada halaman kedua sesudah halaman yang diceritakan oleh Amanda :
           

0 Response to "Child of the Vampire 2"

Post a Comment

Terimakasih Atas Kunjungannya,Dilarang MengCOPAS Tuilsan diblog ini