Sebuah Dongeng Dua Hati 3



“B…bagaimana bisa?” Aku kembali bertanya, tapi kali ini suaraku lebih terdengar bergetar. Aku kembali menatap pria itu tidak percaya. Aku rasa, mataku salah melihat. “Ah..apakah ini mimpi? Kalau mimpi, aku mohon cubit aku agar aku terbangun dari mimpi ini.” Gumamku pelan.
            Aku meringis saat pria itu menyubit pipiku dengan gemas. Ia tersenyum dan memandangku hangat. “Sakitkan? Itu artinya kamu tidak mimpi, Han.” Ucapnya diiringi tawanya.
            “Tapi, bagaimana bisa?”
            “Kamu tidak perlu tahu bagaimana ini bisa terjadi, Hani, yang jelas, aku sudah bilangkan, kalau kamu itu adalah pasangan aku. Buktinya kita bertemu kembali. Didunia nyata, bukan dunia mimpi.” Aku menggeleng dan memegang kepalaku yang sedikit sakit. “Hhh…aku bingung.” Lirihku.
            “Tidak perlu bingung, yang jelas sekarang ini kamu harus ikut sama aku.” Kenza menarik tanganku lembut. Semua murid memperhatikan kami berdua, dan aku tidak perduli, aku hanya bingung dengan kejadian ini. Bagaimana bisa mimpi menjadi kenyataan? Bukankah itu konyol?
            Kenza membawaku kebelakang sekolah—aku rasa—ia menarikku dan menghempaskan tubuhku ketembok dengan lembut. Ia menguurngku dengan kedua tanganya yang berada disamping telinga kanan dan kiriku. Ia kembali menatapku, kali ini lebih serius. Aku dapat melihat keseriusan itu dimatanya. Mendekatkan wajanya kewajahku, sedikit mempendek jarak wajah kami, lalu ia menghela nafas pelan, hingga nafas itu menerpa wajahku dengan lembut. “Aku menantikan ini, Han.” Ucapnya. Aku mengerutkan keningku. “Apa maksudmu?”

            “Aku sering sekali memimpikan gadis cantik sepertimu, memakai dress putih vanilla sepanjang lutut. Tapi anehnya, aku tidak pernah bisa berbicara denganmu. Selalu ada halanganya. Hingga malam itu. Dimana kita bertemu didunia mimpi, aku dapat melihatmu dengan jelas, berbicara dan mengenal namamu. Aku jatuh cinta padamu, Han. Aku benar-benar menunggu bahwa kamu itu benar-benar ada. Aku sudah menyangka dan meyakini bahwa kamu adalah pasanganku. Aku suka kamu, cinta kamu dan sayang kamu, Han.” Ia mengatakan hal itu dengan begitu lembut. Tulus dan aku dapat melihat itu didalam matanya. Aku hanya tidak dapat menyangka bahwa ia mencintaku saat pertama kali melihatku dimimpinya. Dan aku rasa..aku juga merasakan hal itu. Aku suka padanya, cinta dan sayang. Dan aku yakin, bahwa perasaan ini benar adanya. Kali ini, aku yang mendekatkan wajahku pada wajahnya, ia sedikit menjauhkan wajahnya dari wajahku. Ia membuka kurungan itu dan aku melingkarkan lenganku dipinggangnya.
            “Apakah kamu percaya, kalau aku merasakan hal yang sama denganmu. Suka, cinta dan sayang padamu pada awal kita bertemu. Hanya saja, pertemuanku denganmu hanya sekali. Dan itu mengubah segalanya. Aku. Mencintai. Kamu. Kenza.” Aku memberikan penekanan pada setiap kata. Ia tersenyum, ssenyuman yang begitu menggoda dan meluluh lantahkan hatiku. Jantaungku berdegup dan bergetar dengan hebatnya. Kembali merasakan sensasi itu kembali, yang aku yakini, sensasi itu adalah perasaanku pada Kenza.
            “Jadi kalau begitu, maukah kamu menjadi kekasihku, Hani?” Tanyanya peruh harap. Kali ini aku yang tersenyum menggoda, dengan lembut, aku berbisik padanya. “Ini jawabanku.” Aku berjinjit, melepaskan pelukanku pada pinggangnya, merambat ketengkuknya dan memperdekat jarak kami, hingga kejadian saat didunia mimpi itu terjadi. Aku merasa Kenza tersenyum dan memeluk pinggangku erat. Menahan bobot tubuhku yang sedikit berat karna aku merasakan kakiku kembali melemas. Dan inilah kami, bertemu dan bersatu dengan perantara mimpi. Yang mungkin sebagian orang akan menganggap itu konyol dan aneh. Tapi, inilah buktinya, kami bertemu dan bersatu kembali. Mempertahankan perasaan ini, hingga kami berhenti bernafas dan bertemu didunia mimpi lain yang begitu nyata.

Tamat...
           
           

0 Response to "Sebuah Dongeng Dua Hati 3"

Post a Comment

Terimakasih Atas Kunjungannya,Dilarang MengCOPAS Tuilsan diblog ini