INILAH TELEK ASEM ASU KAMI

Kuangkat sentak cepat kilat dahsyat

Kosong...

Sontak telek bergema menampar telinga

Pasang lempar dan tunggu

Dari kananku sang kawan memanggil-manggil asu

Aku mengangguk tanda setuju

Tunggu...tunggu...

Masih tunggu dan menunggu

Ahaaa....ada gerakan yang menggoda

Jantung mendadak gugup berdegup

Tangan kaki pasang kuda-kuda siap siaga

Tanpa ragu dahsyat kilat ku sentak cepat

Air bergejolak keruh berombak

Irama jantung menggelegak berkedip pun aku tak

Sigap tangan menggulung benang

Kanan.....gulung....

Kiri....gulung.... tak terasa kedua tanganku ikut melengkung

Masih bertarung, tetap terus berjuang menggulung

Dan...aaaahhhh....asuuuu!!!!!!!!

Rasa berat tertahan tadi sirna saudara-saudara...

Kawanku terbahak lantang tanpa suara

Kuhardik kucing kampung penganggu dengan teriak asu

Belum usai ku menata umpan, sang kawan ganti beraksi

Baah....lagaknya bak sang bintang menari diatas panggung

Gulung di kiri, ke kanan di ikuti

Gemuruh air kian riuh tambah keruh

Lengkungan karbon pancingnya menukik indah menahan beban

Masih bergoyang, tetap terus mendekat dan gulung, gulung lagi

Dan...aseem!!! asuu!! telek!

Asap putih pekat mengebul kebul keluar dari rongga mulutnya

Telek...telek...

Jongkok lagi

Menata umpan lagi

Dari ujung tepi empang jauh disana, kucing kampung duduk tenang

Menyaksikan dua ekor bagong sedang jongkok menata umpan

Gerimisditepikalitlogosari,april’14