Hantu
“Katanya, kalau melewati
koridor sekolah yang ada dilantai tiga pada pukul 12 malam, akan melihat
penampakan hantu seorang pria.” Jelas seorang pria separuh baya pada temannya.
Mereka berdua berjalan menelusuri koridor sekolah yang berada dilantai tiga,
berpatroli setiap malam untuk menjaga sekolah tersebut.
Sebetulnya, mereka berdua
adalah pekerja baru yang menjadi pengganti para pekerja sebelumnya. Banyak
penjaga keamanan sekolah ini yang mengundurkan diri dari pekerjaan itu
dikarenakan alasan yang sama, ‘Ada hantu dilantai tiga.’Begitu alasan mereka
semua. Dan sekarang, Dodo dan Joni
bekerja
untuk menjaga keamanan sekolah tersebut.
“Katanya, hantunya itu pria
tampan. Tapi kok..bisa sih ada hantu yang berparas tampan? Aneh-aneh saja.”
Dodo menggeleng-gelengkan kepalanya seraya kembali bercerita tentang hantu
tersebut kepada Joni.
Cahaya temaran dari lampu senter
membuat jalan meeka sedikit melambat. Belum lagi angin malam yang begitu dingin
hingga memasuki pori-pori kulit dan terasa menusuk tulang.
“Ssshhh...kok, hawanya bikin
merinding ya?” Sebuah pernyataan dari Joni membuat Dodo ikut merasakan
merinding disekujur tubuhnya.
“Duh, mendadak tubuhku panas
dingin nih.”Bisik Dodo yang mendapat anggukan dari Joni.
Lama mereka berjalan melewati
koridor yang berada dilantai tiga tersebut, sampai pada akhirnya mereka
berhenti saat melihat seorang pria yang sedang terduduk dilantai sambil
memegang sebuah
pisau. Mereka berdua saling menatap dan berusaha menelan saliva mereka dengan
susah payah. Keringat dingin sudah berhasil membasahi area wajah mereka berdua,
belum lagi tubuh mereka yang terasa begitu lemah seperti tidak ada tulang
penyanggah didalam tubuh mereka.
“Ka....ka..kamu lihat ap..apa
ya..yang aku lihat ti..tidak, Do?” Tanya Joni dengan suara yang bergetar.
Giginya saling beradu hingga mengeluarkan bunyi gemerletuk yang nyaring.
“I..iya, Jon, Ak..aku juga
li..lihat, kok.” Jawab Dodo tak kalah
bergetar. Wajah mereka berdua sudah terlihat pucat pasi, hingga pada
akhirnya, tangan Dodo terasa begitu lemas hingga senter yang berada pada
genggamannya terjatuh dan mengeluarkan bunyi yang mengerikan.
Pria yang diduga hantu itu
menoleh dengan wajah yang pucat, pisau yang ada digengamannya penuh dengan
bercak merah. Dodo dan Joni berteriak histeris, mereka berdua lari
terbirit-birit meninggalkan sekolah tersebut. Sedangkan pria yang diduga
hantu tersebut hanya diam menyaksikan
Dodo dan Joni yang lari ketakutan.
“Lagi-lagi orang takut
melihatku. Padahal aku hanya ingin mencuci pisauku yang penuh noda saus.
Lagipula, kakek aneh-aneh saja. Masa mengajakku menginap disekolah ini.
Mentang-mentang dia yang punya sekolah ini. Hah..kakiku sakit lagi, aku harus
buru-buru kekamar mandi nih untuk membersihkan noda dipisau ini.” Pria itu
berdiri dan kembali berjalan dengan langkah yang tertatih-tatih.
Dan tanpa mereka sadari,
ternyata ada sesosok bayangan putih yang sedang mengintip dibalik tembok,
sambil tersenyum menyeringai.
0 Response to "Hantu"
Post a Comment
Terimakasih Atas Kunjungannya,Dilarang MengCOPAS Tuilsan diblog ini